Love-bombing adalah hubungan yang begitu cepat. Terasa sangat menggebu-gebu, penuh bunga-bunga, dan rasanya indah sekali. Namun, itu hanya bertahan sementara dan dengan cepat juga hubungan berubah menjadi tidak seimbang dan penuh manipulasi.
Mari pahami bagaimana tanda kamu sedang dalam fase love bombing dan cara mengatasinya.
Apa Itu Love Bombing?
Arti love bombing adalah kamu seperti dibom dengan cinta dan kasih sayang di masa awal pacaran. Pasangan kamu menghujani kamu dengan pujian, hadiah, kepedulian, perhatian, dan semua bunga-bunga cinta yang pernah kamu impikan.
Bukankah semua orang yang baru jatuh cinta akan mengalami fase berbunga-bunga itu? Ya, mungkin begitu.
Namun, love-bombing adalah bentuk dari tindakan manipulatif dan narsitik. Pelaku love bombing membom kamu dengan cinta biasanya agar dia dapat pengakuan, pengabdian ‘cinta yang dramatis’, agar dapat mengontrol pasangan, dan atau mengambil keuntungan dari kamu.
“Love-bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang digunakan untuk mendapatkan kekuasaan atas seseorang dengan menghujani mereka dengan apa yang tampak seperti kasih sayang dan perhatian yang melimpah,” menurut Spirit, Ph.D., LPC, konselor berlisensi dan pembawa acara OWN’s Love Goals.
Intinya, love-bombing dapat membuat kamu memiliki keterikatan yang tidak sehat dengan pasangan. Dia akan membuat kamu merasa sangat dicintai namun itu semua hanya sesaat.
Baca Juga: 16 Tipe Cinta Berdasarkan Studi Ancient Greeks dan Triangular Theory of Love
Bedanya Love-Bombing dan Honeymoon Phase
Honeymoon phase adalah masa “bulan madu” dalam hubungan di mana kamu merasa seluruh kebahagiaan dan cinta bersamanya.
“Pada fase honeymoon phase, cinta ditunjukkan oleh keinginan untuk fokus pada apa yang disukai atau diminati oleh pasangan,” psikoanalisis Babita Spinelli, L.P., mengatakan kepada mbg. “Konsep mencintai dalam fase honeymoon phase cenderung bijaksana dan tidak dengan ada maksud untuk mengesankan pasangan.”
Love bombing, di sisi lain, akan menghujani pasangannya dengan perhatian dan mengharapkan pengakuan dari pasangannya dan orang lain.
“Paling sering, love-bombing dilakukan oleh seorang narsisis dengan maksud untuk menarik dan mendapatkan kendali atas orang yang dibom cinta,” kata konselor profesional berlisensi Tabitha Westbrook, LMFT.
Ciri-Ciri Kamu di Fase Love Bombing
Sulit membedakan mana yang benar-benar cinta dan mana yang love-bombing? Ini tanda-tandanya kamu sedang dalam pengaruh love-bombing (terutama di awal hubungan):
1. Penuh Hadiah
Memberi hadiah untuk orang yang kamu sayang itu sangat wajar. Namun, menjadi cukup aneh bila pasangan kamu memberi kamu terlalu banyak hadiah yang berlebihan.
Misalnya, di awal pacaran dia sudah memberi kamu puluhan karangan bunga, gadget mahal, atau tiket liburan super mewah.
Itu biasanya dilakukan oleh orang dengan narsisme atau manipulatif untuk mendapatkan pengakuan kamu atau membuat kamu merasa punya ‘hutang’ sama kamu.
2. Pasangan Memuji Kamu Berlebihan
Ya, kita semua suka dipuji apalagi sama pasangan kita. Rasanya sangat bangga dan bahagia.
Namun, pujian itu bisa jadi tanda dari love-bombing bila pasangan kamu tidak berhenti memuji kamu hingga membuat kamu ‘risih’.
Bayangkan betapa anehnya bila baru bertemu dan dia mengatakan ini berkali-kali padamu:
“Aku belum pernah bertemu orang sesempurna dirimu”
“Aku ingin bersama kamu selamanya”
“Aku mencintai kamu selamanya”
Ungkapan itu tidak selalu salah, namun bisa kamu jadikan pertimbangkan bila dia juga menunjukan tanda narsistik, gaslighting, dan manipulatif lainnya.
3. Dia Ingin Perhatian Penuh
Apakah pasangan kamu ingin kamu fokus sepenuhnya sama dia tanpa terkecuali?
Tanda love-bombing adalah saat pasangan meminta perhatian penuh dari kamu. Dia tidak peduli bahwa kamu punya urusan hidup lainnya.
Dia mungkin akan mengingatkan kamu lagi tentang betapa cintanya dia sama kamu, jadi kamu harus membalasnya sama. Dia juga tidak bisa mendengar kalimat penolakan dari kamu.
Baca Juga: 32 Tipe Hubungan Cinta, Kamu Sedang Menjalani yang Mana?
4. Dia Bombardir Kamu
Karena dia ingin perhatian penuh, dia akan bombardir kamu dengan chat, sms, atau telepon setiap jam atau bahkan setiap menit.
Ya, normal sekali untuk menjalani komunikasi konstan dengan pasangan. Tidak normal jika komunikasi itu sepihak, kamu tidak bisa mengerjakan hal lainnya, dan itu malah mengganggu keseimbangan hidup kamu.
5. Dia Bilang Kamu Adalah Belahan Jiwanya
“Kita dilahirkan untuk bersama.”
“Sudah takdir kita bertemu.”
“Kamu mengerti aku lebih dari siapa pun.”
“Kita belahan jiwa.”
Dia mengungkapkan sesuatu yang tidak realistis di awal pertemuan. Memang terdengar sangat manis namun tidak masuk akal.
6. Pasangan Sangat Needy
Dia tidak pernah cukup atas kehadiran kamu. Walaupun sudah bertemu dan ngobrol seharian, dia masih menuntut agar kamu tetap berkomunikasi sama dia walaupun kamu bilang kamu ada pekerjaan penting.
Begitu konsepnya:
Mungkin kamu merasa harus selalu menjawab chat darinya dengan cepat karena dia sudah memberikanmu iPhone (hadiah) belasan juta itu.
Pasangan toksik akan membuat kamu merasa hutang budi jadi kamu akan selalu ada buatnya siang dan malam.
7. Pasangan Tidak Suka Batasan Kamu
Bagaimana pun harus ada boundaries dalam hubungan. Sebuah batasan yang harus pasangan kamu hargai.
Misalnya, kamu memberi batasan hanya bisa menemani dia ngobrol sampai jam 9 malam karena besok kamu harus kerja di pagi hari.
Orang yang suka love-bombing tidak akan suka batasan seperti itu. Dia mau kamu menurutinya.
Pasangan memberimu tsunami kasih sayang, walaupun itu cinta, kamu bisa mati tenggelam.
8. Pasangan Ingin Komitmen Cepat
“Sangat tidak mungkin orang itu benar-benar bisa mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini dalam 2 minggu. Atau dua hari. Atau 2 jam. Atau bahkan 2 bulan”.
Orang yang love-bombing cenderung akan membicarakan masalah pernikahan atau hal-hal besar di masa depan padahal kalian baru saja pacaran.
9. Kamu Kewalahan
Ya, dia mungkin menunjukan semua bentuk kasih sayang yang too good to be true. Itu semua bisa membuat kamu kewalahan karena terlalu intens dan tidak seimbang.
Hal-hal tentang cinta dan kasih sayang berlangsung sangat cepat. Baru kenal sudah memberi ini dan itu. Baru pacaran sudah membuat rencana pernikahan. Baru jadian sudah menjanjikan hal-hal yang tampaknya tidak masuk akal.
10. PDA, Secara Fisik dan Digital Setiap Waktu
PDA (public display of affection) atau pamer kemesraan, dan kadang itu berlebihan.
Itulah beberapa tanda kamu sedang dalam fase love-bombing dengan pasangan. Semua bentuk kasih sayang itu cepat datang dan cepat pergi juga.
Baca Juga: 24 Ciri-Ciri Toxic Relationship yang Harus Kamu Waspadai
Berapa Lama Love Bombing Berlangsung?
Fase ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan lebih lama. Bisa lama namun tidak akan selamanya.
Bahaya Love Bombing
Ketika fase bom cinta mulai berakhir, si pelaku love-bombing akan melakukan ini:
- Merendahkan pasangan
- Memanipulasi dengan berbagai taktik.
- Gaslighting.
- Mengabaikan.
- Menghina.
- Melampiaskan kesalahan.
- Menyalahkan kamu.
Intinya, semua akan dilakukan agar dia mendapat validasi cinta dan bisa mengontrol kamu.
Ini berdampak buruk pada kesehatan mental. Dari perasaan sangat bahagia menjadi perasaan sangat tidak berharga.
Baca Juga: Apa Itu Toxic Relationship? Ciri, Tipe, Penyebab, Cara Mengatasi, dll
Apa yang Harus Dilakukan Bila Pasangan Kamu Love-Bombing?
Love-bombing adalah manipulasi psikologi dari pasangan yang mengatas namakan cinta, padahal bukan.
Sialnya, kebanyakan orang baru menyadari sedang mengalami love-bombing ketika hubungan itu mendekati akhir dan sudah bisa melihat jelas sifat asli pasangan yang toksik. Karena, rasanya memang seperti kamu bertemu belahan jiwa yang selama ini kamu impikan.
Bila kamu merasa hubungan kalian terlalu cepat dan berlebihan, kamu harus punya rem. Katakan pada pasangan bahwa kalian harus calm down dan pasang batasan yang sehat dalam hubungan.
Sadari red flags, termasuk:
- Apakah dia manipulatif?
- Suka bohong?
- Seorang narsistik?
- Dia bucin yang tidak masuk akal?
Semua yang dia lakukan dan katakan padamu bisa memberi tahu bagaimana sifat aslinya. Jangan terjebak atas nama cinta.
Bila perlu, minta feedback dari pihak ketiga. Bisa jadi dari sahabat atau psikolog hubungan.
Selebihnya, pastikan kamu sudah mencintai diri sendiri agar kamu tidak terjebak dalam tipu daya cinta dari orang yang manipulatif.