Istilah toxic relationship menjadi populer akhir-akhir ini, namun apa artinya? Toxic relationship artinya hubungan yang tidak sehat antara pasangan atau orang-orang dalam lingkungan terdekat. Ketahui apa arti toxic relationship, penyebab, ciri, jenis, dan cara mengatasinya.
Apa Itu Toxic Relationship?
Toxic relationship adalah hubungan beracun dan tidak sehat yang membuat kamu merasa direndahkan, diserang, tidak didukung, tidak dicintai, dimanfaatkan, atau tidak diperlakukan dengan baik. Konsep hubungan toxic umumnya terjadi pada pasangan, namun dapat terjadi pada hubungan pertemanan, keluarga, lingkungan kantor, tetangga, dan hubungan sosial lainnya.
Menurut Dr. Lillian Glass seorang ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California, apa arti toxic relationship adalah hubungan apapun di mana ada konflik, persaingan, dan tidak kompak, tidak saling mendukung, dan satu pihak berusaha melemahkan pihak lainnya. Toxic relationship dapat membuat seseorang merasa terancam secara emosional, psikologi, dan fisik.
Baca Juga: 29 Istilah Dating Tren di Kalangan Millennial yang Belum Kamu Tahu
Ciri-Ciri Toxic Relationship
Apakah hubungan kamu dan doi mulai toxic? Berikut ini ciri-ciri toxic relationship yang harus kamu waspadai:
- Kamu memberi lebih banyak dari yang kamu dapatkan, sementara pasangan tidak memberimu apa-apa.
- Kamu mengorbankan harga diri kamu untuk dia dari waktu ke waktu.
- Kamu merasa selalu tidak didukung, direndahkan, diabaikan, atau bahkan diserang secara emosional.
- Dia membuat kamu merasa lelah, sedih, tertekan, dan marah.
- Bahkan kamu dan dia tidak dapat bicara baik-baik.
- Contoh toxic relationship dalam hubungan pertemanan, misalnya, teman kamu selalu bergosip, memberikan kesan jahat, berkompetensi berbasis dendam, dan membuat kamu menjadi orang lain saat bersamanya.
- Mereka selalu menyalahkan kamu untuk sesuatu yang tidak kamu lakukan.
- Kamu tidak bisa mengekspresikan kekecewaan atau kesedihan kamu, karena pihak lain merasa lebih powerful.
- Secara terus-menerus membuat kamu merasa bersalah, emosional, tidak tenang, dan tidak bahagia.
Contoh Toxic Relationship dalam Hubungan Pacaran:
- Saat pacar kamu terus-menerus melarang kamu untuk pergi ke suatu tempat, bertemu dengan teman-teman, atau melakukan sesuatu yang baik untuk kamu.
- Pacar tidak memiliki cara penyelesaian masalah yang baik.
- Dia selalu marah, curiga, cemburu, tidak percaya padamu, dan menyalahkan kamu.
- Dia tidak mau mendengarkanmu, tidak menganggap pendapatmu penting, menuntut kamu untuk melakukan sesuatu di luar batasmu, dan menyerang kamu secara psikologis.
- Kamu tidak bahagia dengan dia karena dia terus-menerus memperlakukanmu dengan tidak adil dan tidak menyenangkan.
Menurut Dr. Lillian Glass, hubungan toxic relationship yang parah berupa segala bentuk kekerasan, pelecehan, dan kekerasan. Bila kamu mengalami tanda-tanda hubungan toxic tersebut, sayangi dirimu sendiri dan tahu kapan harus pergi dari hubungan tersebut.
Penyebab Toxic Relationship
Sulit untuk menentukan apa penyebab seseorang membuat hubungan jadi toxic atau kenapa dia menjadi sangat toxic. Ini adalah masalah psikologis di mana seseorang jadi menyakiti orang lain (sengaja atau tidak).
Mereka mungkin mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk:
- Gangguan kecemasan.
- Gangguan bipolar.
- Depresi.
- Gangguan makan (eating disorder).
- Segala bentuk trauma.
- Pola pengasuhan yang buruk di masa kecil.
- Di-bully di sekolah.
- Pelecehan fisik atau verbal.
- Kekerasan rumah tangga.
- Sedang stres.
- Dan gangguan kesehatan mental lainnya.
- Belum dewasa.
Semua bentuk trauma atau gangguan kesehatan mental dapat memengaruh cara orang dalam berhubungan dengan orang lain, bahkan dalam level hubungan romantis. Ini mungkin membuatnya atau pasangan mengadopsi bentuk karakter atau perilaku yang kurang baik. Maka dari itu, orang dengan masalah kesehatan mental butuh pendampingan psikologis.
Selebihnya, hubungan toxic umum terjadi pada dua orang pasangan yang tidak sempurna atau belum dewasa. Mereka masih belajar untuk mengendalikan emosi dan sebagainya.
Baca Juga: Pacaran Beda Agama: Pengalaman, Tips, Opini, dll
Tipe Toxic Relationship
Bukan hanya pada hubungan pacaran, inilah beberapa tipe toxic relationship:
- Rekan Kerja atau Bos yang Toxic: Rekan kerja yang tidak suportif. Misalnya, membuat kamu mengerjakan pekerjaan yang harus dia selesaikan. Bos yang terus menambah job desk namun tidak menambah gaji selama bertahun-tahun.
- Keluarga: Sepertinya akan selalu ada satu anggota keluarga yang toxic di rumah. Orang tua bisa saja toxic pada anak, misalnya, meminta anak untuk ambil jurusan yang sama sekali tidak diminati anak.
- Pertemanan: Bukankah kita punya setidaknya satu teman yang luar biasa toxic? Dia sangat toxic seperti teman yang selalu memprioritaskan dirinya sendiri dan hanya berteman denganmu untuk memanfaatkanmu saja. Dan terlalu banyak drama.
- Narsisis dan Sosiopat: Golongan orang-orang yang selalu ingin diperhatikan, dianggungkan, di nomor satukan, dan dapat mendorong kamu jatuh untuk mengambil tempatmu.
- Hubungan Romantis: Pacaran atau bahkan pernikahan, bisa saja menjadi hubungan yang toxic. Kedua belah pihak sulit menemukan solusi bahkan untuk masalah kecil. Akhirnya, selalu timbul perdebatan, pertengkaran, dan bahkan pengkhianatan tanpa akhir.
Baca Juga: 13 Cara Menghilangkan Stres Bersama Pasangan
Cara Mengatasi Hubungan Toxic Relationship
Bila kamu merasa dia sudah mulai toxic dan kamu merasa tidak tenang, inilah beberapa tips dan cara menghadapi toxic relationship:
1. Bicarakan Padanya tentang Apa yang Kamu Rasakan
Psikolog klinis Clinton W. McLemore, PhD memberi saran bahwa kamu harus mulai bicara dan melakukan pendekatan lembut untuk memberi tahunya tentang apa yang kamu rasakan dari perlakuannya itu. Dia mungkin tidak menyadari bahwa apa yang dia lakukan itu cukup toxic.
Kamu harus menghentikan perlakuan toxic itu dengan tegas, sebelum dia merasa kamu baik-baik saja saat dia toxic dan dia akan toxic lagi.
2. Disukusikan Apa Masalah dalam Hubungan
Beri tahu dia bahwa sebaiknya kalian mendiskusikan akar masalahnya. Cari solusi bersama untuk mengubah dinamika masalah hubungan dan kerjasama agar semuanya berjalan lancar.
3. Buat Batasan
Kamu tidak dapat membiarkan orang lain menyakiti kamu terus-menerus. Kamu harus membuat batasan yang tegas. Misalnya, “Aku agak keberatan dan terganggu kalau kamu minta aku untuk angkat telfon kamu di jam kerja, kecuali itu sangat urgen. Aku bisa telfon kamu di malam hari setelah pulang kantor”.
Dengan begitu, dia akan mulai menghormati kamu dan hubungan jadi seimbang. Kamu dan dia juga bisa mendiskusikan bagaimana solusi yang tepat agar semua kebutuhan terpenuhi dan tidak ada yang terganggu.
4. Kontrol Respon Kamu
Hubungan toxic mungkin hanya dinamika sementara saat salah satu atau kedua belah pihak sedang tidak dalam performa terbaiknya. Jadi, kamu harus mengontrol respon dan pikiranmu.
Jangan melanjutkan toksisitas darinya tanpa kamu sadar. Misalnya, kamu terus mengangkat teleponnya di jam kerja sehingga pekerjaanmu berantakan. Bila kamu tetap meladeninya, itu berarti kamu memperburuk hubungan toxic tersebut.
5. Putuskan
Bila tidak ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk menolong hubungan tersebut, beranikan dirimu untuk memutuskan hubungan toxic itu. Kamu punya batas, kamu tidak dapat terus-menerus disakiti dengan cara apapun.
Ada waktunya ketika kamu sudah tidak tahan lagi dan tidak apa-apa untuk putus hubungan, meninggalkan teman, resign dari pekerjaan, atau bahkan bercerai dari orang toxic. Kamu harus menjaga kewarasanmu dan kamu berhak bahagia.
6. Cari Bantuan
Kamu dan dia mungkin butuh bantuan psikologis untuk mempertahankan hubungan dan kewarasan masing-masing. Apapun penyebab dari keluh-kesah dan masalah emosional yang membuatmu merasa “meh”, tidak ada salahnya meminta bantuan psikologis.
Itulah pembahasan lengkap tentang apa itu toxic relationship. Waspadai tanda tanda toxic relationship seperti bila dia posesif, mengekang, ingin menang sendiri, melakukan kekerasan, pelecehan, dan tidak membuatmu bahagia. Walaupun kamu sangat mencintainya, kamu boleh untuk pergi bila hubungan itu sangat toxic dan tidak ada kebahagiaan di situ.
Tapi bila dia cinta, dia tidak akan toxic atau dia akan memperbaiki dirinya agar tidak toxic lagi.
@yourdevan
Referensi:
DUCHARME, JAMIE. 2018. How To Tell If You’re In a Toxic Relationship — And What To Do About It. time.com/5274206/toxic-relationship-signs-help/.
R. Vann, Madeline, MPH. 2009. How to Handle Toxic Relationships. everydayhealth.com/emotional-health/handling-toxic-relationships.aspx.
Scott, Elizabeth, MS. 2020. What Is a Toxic Relationship?. verywellmind.com/toxic-relationships-4174665#:~:text.